You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
BBPOM Jakarta Kampanyekan Cegah Resistensi Antimikroba
.
photo Folmer - Beritajakarta.id

BBPOM Jakarta Kampanyekan Cegah Resistensi Antimikroba

Balai Besar Pengawasan Obat Makanan (BBPOM) di Jakarta, menyelenggarakan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) secara daring melalui forum "Selayar Jakarta atau Sosialisasi Edukasi Obat dan Makanan Lewat Layar untuk Masyarakat Jakarta).

"AMR menimbulkan ancaman kesehatan global yang signifikan bagi populasi di dunia."

Sosialisasi mengangkat tema, "Resistensi Antimikroba: Bahaya Nyata, Saatnya Cegah Bersama" diikuti puluhan peserta dari organisasi masyarakat dan keagamaan, kader keamanan pangan, lintas sektor pemerintahan serta warga.

Kepala BBPOM di Jakarta, Sofiyani Chandrawati Anwar mengatakan, resistensi antimikroba (AMR) menjadi tantangan global yang nyata dan terus meningkat, termasuk di Indonesia. Isu kesehatan ini menjadi perhatian banyak pihak termasuk WHO.

BBPOM Bangun Komunitas Sekolah dan Madrasah Peduli Pangan Aman di Jaktim

"AMR menimbulkan ancaman kesehatan global yang signifikan bagi populasi di dunia. Diperkirakan, resistensi antimikroba ini secara langsung bertanggung jawab atas 1,27 juta kematian global pada tahun 2019 dan berkontribusi terhadap 4,95 juta kematian,' ujar Sofiyani Chandrawati Anwar seperti dikutip melalui keterangan tertulis, Kamis (25/6).

Selain kematian dan kecacatan, lanjut Sofiyani, AMR juga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan. Bank Dunia memperkirakan AMR mengakibatkan peningkatan biaya perawatan kesehatan sebesar 1 triliun Dolar AS pada 2050, serta  kerugian sebesar 1 hingga 3,4 triliun Dolar AS dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun pada 2030 nanti.  

Ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat untuk menekan laju resistensi antimikroba, terutama melalui edukasi dan perubahan perilaku penggunaan obat.

"Penggunaan antimikroba secara sembarangan dapat mempercepat munculnya mikroba kebal obat. Jika ini terus dibiarkan, pengobatan penyakit infeksi akan semakin sulit, biaya kesehatan meningkat, dan risiko kematian bertambah," jelasnya.

Ia memaparkan, pihaknya saat menggelar sosialisasi ini menyajikan data dan fakta terkini seputar tren resistensi mikroba di Indonesia, penyebab utama dan dampaknya bagi kesehatan serta langkah konkret untuk mencegah.

"Kami mengajak peserta menerapkan prinsip Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang obat dengan benar, sebagai langkah penting yang dilakukan sehari-hari," paparnya.

Ia berharap, kegiatan sosialisasi mampu mendorong peran aktif masyarakat, lintas sektor dan komunitas untuk memutus rantai penyebaran resistensi antimikroba.

"Melalui edukasi yang tepat dan perilaku penggunaan obat yang bijak, diharapkan mampu memperbaiki perilaku masyarakat untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan sehingga ancaman resistensi antimikroba dapat ditekan demi masa depan generasi yang lebih sehat dan terlindungi," tandasnya.  

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Pendaftaran Anggota KI DKI 2025-2029 Dimulai 25 Juli

    access_time16-07-2025 remove_red_eye3846 personFolmer
  2. Tim Sepak Bola U-12 DKI Wakili Indonesia Berlaga di Dana Cup Denmark

    access_time16-07-2025 remove_red_eye1630 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. JPO di Jalan Otista Direvitalisasi, Rekayasa Lalin Dimulai 20 Juli

    access_time17-07-2025 remove_red_eye977 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. Jakarta Fair 2025 Sukses Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    access_time14-07-2025 remove_red_eye962 personFakhrizal Fakhri
  5. Pramono Tegaskan Komitmen Pembangunan Berkelanjutan di Forum PBB

    access_time17-07-2025 remove_red_eye936 personDessy Suciati

Hitung Mundur 22 Juni 2027

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik